Notuladaily.com, Makassar – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, mengapresiasi peran Bank Indonesia (BI) yang secara konsisten memfasilitasi forum Sulsel Talk sebagai ruang diskusi dan kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Menurutnya, forum ini menjadi momentum penting merumuskan langkah konkret memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kegiatan bertema “Mendorong Akselerasi Ekonomi Sulsel di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global” itu digelar di Baruga Phinisi, Kantor Perwakilan BI Sulsel, Selasa, 12 Agustus 2025.
Baca Juga : Gubernur Sulsel Lakukan Groundbreaking Matano Belt Road, Hubungkan Luwu Timur–Sulteng via Darat
Hadir dalam acara ini Kepala Perwakilan BI Sulsel, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Deputi Kepala Perwakilan BI, pimpinan Forkopimda, kepala OPD, Sekda kabupaten/kota, pimpinan perbankan, akademisi, pelaku usaha, serta asosiasi bisnis.
“Bagi Sulawesi Selatan, tantangan ekonomi global menjadi perhatian serius. Perekonomian daerah ini sangat bergantung pada sektor strategis seperti industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan, yang rentan terhadap dinamika perdagangan dunia,” kata Jufri Rahman.
Dinamika Tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dapat menekan kinerja sektor pengolahan ikan, udang, dan nikel.
Baca Juga : Fatmawati Rusdi: Pemberdayaan Perempuan Tanggung Jawab Bersama Menuju Indonesia Emas 2045
Ia memaparkan, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II 2025 mencapai 4,94% (year-on-year / yoy), melambat dibanding triwulan I yang tumbuh 5,78% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, perlambatan dipicu menurunnya konsumsi rumah tangga pasca libur Idulfitri dan Ramadan.
Sementara dari sisi harga, inflasi Sulsel pada Juli 2025 sebesar 0,61% (month-to-month / mtm), naik dibanding Juni 2025 yang sebesar 0,06% (mtm). Secara kumulatif, laju inflasi Sulsel hingga Juli 2025 tercatat 2,46% (year-to-date / ytd).
Baca Juga : Wagub Sulsel Buka Kaukus Perempuan Parlemen, Bahas Stunting dan Kekerasan terhadap Perempuan
Menurut Jufri, tekanan juga datang dari kondisi mitra dagang seperti Tiongkok yang mengalami hambatan ekspor akibat tarif AS. Hal ini berpotensi mengurangi permintaan terhadap komoditas unggulan Sulsel, terutama nikel.
Untuk itu, Pemprov Sulsel bersama pemangku kepentingan berupaya melakukan diversifikasi sektor, mendorong hilirisasi, dan memperkuat industri kreatif serta pertanian modern.
“Kegiatan Sulsel Talk hari ini menjadi momentum strategis untuk merumuskan langkah konkret memperkuat daya saing ekonomi. Melalui diskusi ini, kita harapkan lahir strategi efektif mendorong pertumbuhan melalui diversifikasi, hilirisasi, dan strategi adaptif menghadapi ketidakpastian global,” ujar Jufri.
Baca Juga : Gubernur Sulsel Lepas Ribuan Peserta Jalan Sehat Anti Mager di Pangkep
Ia menutup sambutannya dengan ajakan memperkuat kolaborasi lintas sektor. “Mari kita perkuat kolaborasi dan sinergi serta mengedepankan inovasi untuk membangun ekonomi Sulawesi Selatan yang tangguh dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global,” tandasnya.
