0%
logo header
Rabu, 07 Mei 2025 08:31

Sulsel Pacu Konektivitas Kepulauan, Seaplane Pertama Akan Beroperasi di CPI Makassar

Puspita
Editor : Puspita
Sekda Sulsel, Jufri Rahman, menerima audiensi Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani.
Sekda Sulsel, Jufri Rahman, menerima audiensi Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani.

Notuladaily.com, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus mengakselerasi program transportasi terpadu dengan menghadirkan layanan pesawat terbang air atau seaplane.

Program ini menjadi salah satu prioritas Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi dalam menunjang inisiatif Sulsel Terkoneksi, khususnya untuk wilayah kepulauan.

Langkah tersebut selaras dengan kondisi geografis Sulawesi yang memiliki banyak pulau dan garis pantai yang luas.

Seaplane atau pesawat amfibi merupakan moda transportasi yang dapat lepas landas dan mendarat di atas air. Teknologi ini telah digunakan sejak awal abad ke-20 untuk berbagai kebutuhan, mulai dari patroli militer, penyelamatan, hingga wisata.

Baca Juga : Gubernur Sulsel-Kaltara Perkuat Ikatan, Bahas Kolaborasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Sebagai tindak lanjut percepatan program ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Jufri Rahman, menerima audiensi Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani, di Ruang Rapat Sekda, Selasa (6/5/2025).

Jufri didampingi Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo.

“Program seaplane ini menjadi salah satu fokus prioritas Bapak Gubernur untuk menghadirkan kemudahan layanan transportasi, khususnya di kepulauan,” ujar Jufri Rahman.

Baca Juga : Kabupaten Pangkep akan Jadi Tuan Rumah Pencanangan Program Senator Peduli Ketahanan Pangan

Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Erwin Terwo, mengatakan bahwa kunjungan Direktur Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi merupakan tindak lanjut pertemuan sebelumnya dengan Menteri Perhubungan.

“Hasil pertemuan tersebut ditindaklanjuti dengan kunjungan ke Sulawesi Selatan untuk melihat lokasi yang paling tepat bagi pendaratan seaplane,” katanya.

Salah satu lokasi yang akan digunakan untuk pendaratan adalah Center Point of Indonesia (CPI) Makassar.

Baca Juga : BUMD Sulsel Gandeng Vingroup, Gubernur Andalan: Langkah Penting Transisi Energi Hijau

“Alhamdulillah, hasil kunjungan kemarin menunjukkan secara teknis bahwa CPI sangat layak. Selain Makassar, beberapa daerah lain juga masuk dalam daftar lokasi pendaratan, seperti Parepare, Palopo, Bone, Selayar, Takabonerate, dan lainnya,” sebutnya.

Kehadiran seaplane diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, terutama di wilayah kepulauan. Selain itu, moda transportasi ini juga diharapkan dapat mendukung peningkatan destinasi wisata serta mengantisipasi berbagai permasalahan sosial dan pelayanan dasar, termasuk kesehatan.

Direktur Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi, Capt. Daniel Dewantoro Rumani, menyampaikan bahwa pihaknya berperan sebagai konsultan dalam survei kesiapan pengoperasian seaplane.

Baca Juga : Dibuka Fatmawati Rusdi, 208 Warga Binaan Ikut Perkemahan Satya Dharma Bhakti di Lapas Makassar

“Kami telah melakukan koordinasi dan survei, karena ada beberapa stakeholder yang harus diajak berkoordinasi. Kami sudah mendapatkan kepastian bahwa lokasi tersebut cocok, dan kami akan segera memulai tahap pertama di CPI,” katanya.

Menurutnya, kehadiran seaplane tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat kepulauan, tetapi juga membuka potensi ekonomi daerah.

“Ini tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi daerah, tetapi juga mendukung ekonomi nasional. Di sini menjadi bencmark (patokan). Kami berharap, inisiatif dari Pak Gubernur ini bisa menjadi yang pertama dan proyek percontohan, yang nantinya akan diikuti oleh daerah lain,” jelasnya.

Baca Juga : Dibuka Fatmawati Rusdi, 208 Warga Binaan Ikut Perkemahan Satya Dharma Bhakti di Lapas Makassar

Dia juga mengapresiasi langkah Pemprov Sulsel yang dinilai sebagai terobosan luar biasa.

“Indonesia adalah negara kepulauan. Jika kita punya visi besar, mengapa tidak membangun seribu waterbase di Indonesia? Contohnya seperti Maldives, yang konektivitasnya bergantung pada sistem waterbase,” imbuhnya.

Sistem waterbase merupakan infrastruktur yang menggabungkan konsep bandar udara dan pelabuhan laut untuk mendukung transportasi berbasis perairan. Waterbase biasanya digunakan untuk seaplane yang dapat lepas landas dan mendarat di air, sehingga memungkinkan konektivitas antar pulau tanpa memerlukan landasan pacu konvensional. Sistem ini bisa lebih hemat lahan dan biaya dibandingkan dengan bandara darat, serta berperan penting dalam wilayah dengan banyak perairan.

Baca Juga : Dibuka Fatmawati Rusdi, 208 Warga Binaan Ikut Perkemahan Satya Dharma Bhakti di Lapas Makassar

Adapun, sebagai bagian dari persiapan sumber daya manusia, Akademi Penerbang Indonesia Banyuwangi akan terlibat dalam pengembangannya.(*)