Di Forum HMI, Legislator NasDem Bahas Strategi Transformasi Ekonomi Sulsel Berkelanjutan

Di Forum HMI, Legislator NasDem Bahas Strategi Transformasi Ekonomi Sulsel Berkelanjutan

Notuladaily.com, Makassar – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Mahmud La Kaiya, menjadi narasumber dalam kegiatan diskusi yang digelar oleh Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Selatan).

Adapun tema diskusi yakni “Optimalisasi Kemudahan Berusaha Sebagai Strategi Pembangunan Ekonomi Sulawesi Selatan”, yang berlangsung di Makassar Creative Hub (MCH), Kamis (30/10/2025).

Dalam forum tersebut, Mahmud membawakan materi bertajuk “Transformasi Ekonomi Sulawesi Selatan”, yang menyoroti arah perubahan struktur ekonomi daerah menuju sektor industri, jasa, dan teknologi yang lebih modern dan berdaya saing.

Menurutnya, Sulawesi Selatan kini berada pada fase penting dalam proses transformasi ekonomi, di mana pergeseran dari sektor tradisional seperti pertanian dan perikanan ke sektor sekunder dan tersier menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Transformasi ekonomi Sulsel bukan hanya tentang angka pertumbuhan, tetapi juga tentang pemerataan dan keberlanjutan. Kita ingin menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan memastikan masyarakat di seluruh wilayah Sulsel ikut merasakan manfaatnya,” ujar legislator Fraksi NasDem tersebut.

Mahmud menjelaskan, transformasi ekonomi di Sulawesi Selatan dapat dilihat dari empat aspek utama: diversifikasi ekonomi, digitalisasi dan inovasi, pembangunan infrastruktur strategis, serta penerapan ekonomi hijau.

Ia mencontohkan program Sulsel Go Digital yang digagas pemerintah provinsi sebagai langkah mempercepat adopsi teknologi di sektor UMKM dan layanan publik.

Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti Makassar New Port, jalur kereta api Makassar–Parepare, serta kawasan industri di Bantaeng dan Jeneponto turut memperkuat konektivitas ekonomi daerah.

“Digitalisasi dan hilirisasi harus berjalan beriringan. Kalau kita ingin Sulsel menjadi pusat ekonomi Kawasan Timur Indonesia, maka komoditas unggulan seperti rumput laut, kakao, kopi, dan nikel harus diolah di sini, bukan sekadar dikirim mentah,” tegasnya.

Dalam paparannya, Mahmud juga menyoroti pentingnya pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan dan penerapan konsep circular economy.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar transformasi ekonomi Sulsel ada pada kesenjangan antarwilayah, keterbatasan SDM terampil, serta adaptasi UMKM terhadap digitalisasi.

“Kita butuh kebijakan yang tidak hanya mendorong investasi besar, tapi juga memastikan masyarakat kecil bisa naik kelas. Karena pembangunan yang sejati adalah ketika semua bisa ikut tumbuh,” terang Mahmud.

Mahmud menutup diskusinya dengan menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat (model triple helix) menjadi kunci memperkuat transformasi ekonomi di Sulsel.

“Dengan kerja sama lintas sektor, Sulawesi Selatan bisa memperkuat posisinya sebagai motor penggerak ekonomi di kawasan timur Indonesia,” pungkasnya.