Legislator Sulsel Mahmud Soroti Kondisi Fasilitas SLBN 2 Makassar, Fokus Hak Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Notuladaily.com, Makassar – Anggota DPRD Sulawesi Selatan, Mahmud, mengaku prihatin melihat kondisi fasilitas di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Makassar, yang ada di Kelurahan Bulorokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Hak tersebut disampaikan Legislator Fraksi NasDem Sulsel ini, usai melakukan kunjungan kerja ke sekolah tersebut, pada Rabu (7/5/2025),
Dalam kunjungan itu, Mahmud mendapati sejumlah fasilitas vital yang memerlukan perbaikan segera demi mendukung hak pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
Anggota Komisi E DPRD Sulsel ini juga menyoroti beberapa isu penting, seperti kondisi aula yang hampir rusak parah, minimnya fasilitas laboratorium, serta keterbatasan alat di ruang praktik keterampilan.
“Fasilitas yang memadai sangat penting bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Misalnya, aula yang kondisinya sudah memprihatinkan dan laboratorium kedap suara yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian serius Pemprov,” jelas Mahmud.
Politisi Partai NasDem ini menekankan kebutuhan ruang tunggu bagi orang tua siswa, lokasi toilet yang terlalu jauh dari ruang kelas, dan peralatan di ruang keterampilan seperti mesin jahit, tata boga, serta kecantikan yang tidak lagi berfungsi optimal.
“Fasilitas seperti toilet dekat kelas atau ruang dapur bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menunjang kebutuhan dasar anak-anak ini. Kita ingin memastikan mereka mendapat perlakuan yang sama dengan anak-anak pada umumnya,” terangnya.
Tak hanya soal fasilitas, Mahmud juga menyoroti kekurangan tenaga pengajar di SLB Negeri 2 akibat beberapa guru PPPK yang telah berpindah tugas.
Anggota DPRD Sulsel dari Dapil Makassar B, meliputi Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, dan Panakkukang ini, menganggap kekurangan ini perlu segera diatasi agar pendidikan inklusif di sekolah tersebut dapat berjalan maksimal.
“Kita akan dorong Pemprov, khususnya Dinas Pendidikan Sulsel, untuk memberikan perhatian penuh. Pendidikan inklusif adalah hak, bukan pilihan,” tutupnya.